Sabtu, 05 September 2015

Cobalah Nongkrong sama Masyarakat Bawah


Hasil ngobrol sama masyarakat, dapat kabar bahwa Om Don ada di Ranupanee.
Om Don atau Don Hasman adalah salah satu fotografer jalanan senior di Indonesia.
Sekaligus penulis buku tentang Badui yang bukunya diterbitkan terbatas dan tidak untuk dijual di Indonesia.
Jika Anda ingin jalan-jalan dengan ala JJMI, silakan mulai belajar. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, bahwa tidak semua orang akan mau melakukan perjalanan gila ini. Hanya mereka yang terpilih dan bermental yang bisa melakukan perjalanan seperti ini. Secara fisik perjalanan ini membutuhkan tenaga yang luar biasa. Dia akan lebih capek karena minimnya fasilitas. Dia juga akan lebih tertekan karena minimnya fasilitas tersebut. Jika kita memiliki uang lebih, begitu sampai di destinasi kita bisa langsung check in hotel, dan selanjutnya menikmati perjalanan kita. Segala urusan bisa kita serahkan pada pihak-pihak pembisnis dengan uang kita. Berbeda jika jalan dengan ala JJMI, kita kudu berfikir keras bagaimana bisa istirahat dengan nyaman dengan minim uang atau bahkan gratis. Belum lagi tas ransel segede gaban dengan isi rumah, makanan serta peralatanannya. Nah, boro-boro sampai lokasi mau main-main, sampai ke lokasi yang harus dilakukan adalah survey tempat untuk mendirikan tenda dome sebagai rumah kita. Nah pada situasi seperti in biasanya saya akan mencari warung yang biasa digunakan untuk tempat nongkrong rakyat menengah ke bawah. Dengan harga yg miring sekali. Sekedar ngopi dan mulai menggali informasi. Biasanya warung semafam itu akan sedikit menjauh dari lokasi wisata. Jadi kudu siapkan fisik untuk mondar-mandir ya. Hal semacam ini disebut dengan sosped. Sosial Pedesaan. Dimana biasa saya gunakan saat saya melakukan kegiatana outdoor atau riset guna laporan ansosbud di sekitar kegiatan  saat masih menjadi anggota aktif di Mahipa.

Hasil speak2 di jalan nemu saudara baru 
Jangan khawatir jika merasa rakyat bawah yang tidak pernah mengenal sekolah. Takut tidak nyambung dan lain sebagainya. Jika Anda masih berfikiran demikian, berarti hidup Anda memang belum bahagia Kenapa belum bahagia ? Karena mind set Anda masih terkotakan dengan imajinasi terbatas. Saat ini masyarakat Indonesia meski dengan keminiman ekonomi, mereka sudah jauh lebih mengerti. Bahkan apa yang kita tidak tahu mereka sudah tahu. Mereka bukan bodoh, tapi mereka itu tidak seberuntung kita yang mendapatkan pendidikan formal dengan baik. Tugas kita sebagai orang yang lebih beruntung mulai menjalankan peran sebagai orang yang terdidik secara formalnya.

Hasil nongki2 sama bapak2 dapat tempat tinggal gratis selama seminggu.
Padahal biasanya juga nggak masalah tidur dalam tenda.
Tapi kalo ada yang lebih enak, kenapa ditolak ?

 Sering sekali saya nongkrong dengan bapak-bapak dan Ibu-ibu di warung maupun di jalanan. Jika berbicara tentang perkembangan politik, atau tokoh-tokoh politik Indonesia yang kala itu paling bagus atau paling kacau, mereka akan lebih mengerti dengan bekal pengalaman dan pengetahuan mereka yang mereka ikuti di televisi. Saya sendiri semakin tahu, mereka yang paham politik justru mereka yang saat ini berumur kisaran 60 an ke atas. Karena mereka menjadi saksi hidup sejarah di Negeri ini. Semakin muda umur mereka biasanya mereka semakin acuh dengan kondisi pergulatan politik di Negeri ini. Namun jangan khawatir, biasanya mereka akan update dengan gadget minimal facebook. Yang perlu kita ingat kita telah lama meninggalkan orde baru. Yang memenjarakan pengetahuan rakyat di Negerinya sendiri. Segala pengetahuan sudah bebas kita gali mulai dari surat kabar, majalah, televisi maupun internet. Semua berita diupdate secara terang-terangan. Jadi jangan khawatir akan kehabisan bahan bicara jika sedang nongkrong bareng dengan mereka. Yang perlu kita ingat, gunakan tutur bahasa yang sopan dan yang bisa dipahami oleh mereka.

Jamuan gratis, tempat tinggal gratis
Pringkuku Pacitan. Sepinter2 bermasyarakat saja
Seperti halnya kita bertemu dengan sesama pejalan. Secara otomatis akan merasa saling akrab karena hobby yang sama. Bedanya kita pendatang, dan target adalah orang setempat atau pendatang juga tapi sudah lama menetap. Kita hanya butuh menjalin keakraban dengan mereka. Dari perbincangan akrab tersebut, nanti akan membuka keakraban dengan mereka. Jika sudah begitu, mereka akan dengan senang hati memberi informasi dimana bisa mendirikan tenda sebagai tempat istirahat. Jika lebih beruntung mereka akan dengan senang hati memberikan tumpangan tempat tinggal kepada kita. Seperti yang saya alami saat berkegiatan di Pacitan dengan teman-teman Mahipa. Biasanya kaum marginal akan lebih menghargai mereka yang ramah dan rendah hati. Namun begitu, jika sudah dibaikin jangan lantas melupakan kebaikannya. Alangkah baiknya jika Anda sesekali terlibat dengan kegiatan sehari-harinya. Saya rasa tidak akan rugi menyisihkan sebagian waktu kita untuk menyatu dengan keluarga tersebut. Justru sebaliknya, kita akan mendapatkan pengetahuan baru tentang kehidupan. Bagaimana ? Berani melakukan tantangannya ?