Sabtu, 10 Oktober 2015

Siapkan Dirimu Jauh Hari


Setelah melewati berbagai rintangan hidup yang berliku, #tsaaaah pada akhirnya saya mendapatan kesempatan lagi untuk berkunjung untuk sekedar melepas penat maupun menyambut sang mentari pagi. Sok puitis dah kalau yang satu ini.

Jadi ceritanya setelah saya memindahkan diri dari Kabupaten Bojonegoro ke Ibu Kota Jawa Timur, saya berkesempatan lagi untuk melakukan perjalanan ke barat. Untuk ini saya tidak seperti Sun Go Khong dan gurunya untuk mengambil kitab suci. Tapi keberengakatan saya kearah barat yakni Magelang untuk melaksanakan kewajiban menghadiri undangan pernikahan seorang sahabat sekaligus senior yang memang kedudukannya sudah seperti kakak kandung saya sendiri. Hal ini saya sambut dengan riang gembira karena pertama pastinya saya akan bertemu dengan orang terdekat saya saat ini kedua saya bisa merajuk kepadanya untuk dibawa ke tempat-tempat baru yang saya belum pernah kesana. Kalau kata teman sih, datang ke undangan hanya sebagai alasan saja biar bisa jalan-jalan berdua tanpa ada yang mengganggu. Oke, untuk ini saya akui iya. #piss

Jadi hari itu Sabtu 26 September 2015, pukul 16.00 WIB kurang lebih, saya mendapatkan telpon dari nomor yang tidak dikenal tapi saya tahu nomor siapa nomor tersebut. Dengan wajah yang sumringah dalam benak saya, dia mengundang saya untuk hadir di acara ijab qobul untuk menjaga pacarannya. Dalam artian save the date dengan ijab qobul. Mendadak sekali! Itu kalimat pertama yang langsung terlontar dari mulut saya yang memang ceplas ceplos. Dijawab dengan entengnya “Kalau niat pasti bisalah!”  Setelah menggali informasi waktu, tempat, serta akomodasi akhirnya terputuskanlah.

pernikahan di Magelang
Karena ijab qabul dimulai pukul 08.00 WIB keesokan harinya, jadi sore itu juga tanpa mandi saya packing dan cuss ke Solo. Saya memilih Solo karena setelah berkoordinasi dengan teman-teman pengantar pengantin dari Ponorogo, sepertinya akomodasi kurang kondusif, juga Mas Pacar sedang tidak sibuk, jadi sekali mendayung dua, tiga pulau terlampaui.


Perhitungan saya, saya akan mengendarai bis dari Surabaya jurusan Yogyakarta jam 19.00 WIB dan akan sampai di Solo sekitar pukul 01.00 WIB. Perhitungan kemacetan weekend. Mengingat hari itu adalah malam minggu, sehingga akan berbarengan dengan banyak pekerja dari luar kota Surabaya. Dengan estimasi tersebut, saya akan punya sekitar 3 jam istirahat sebelum perjalanan saya lanjutkan menggunakan motor bebek milik Arif. Unfortunately, Man proposes but God disposes itu bukan hanya isapan jempol belaka. Sampai kota Jombang jalanan macet total hingga 3 jam. Hal ini disebabkan karena adanya tawuran remaja sepulang nonton konser salah satu band rock nasional di Kabupaten Kertosono. Dan akhirnya pukul 04.00 WIB dini hari saya baru sampai di Solo. Merasa hak istirahat tubuhnya terampas, saya tidak mau mengambil resiko dengan langsung berangkat ke Magelang. Saya langsung tidur di penginapan gratis ( menumpang ) dan kemudian perjalanan saya lanjutkan jam 09.00 WIB. Daaaan terlambat. Jam 12.00 WIB saya baru sampai lokasi, dimana acara dimulai jam 11.00 WIB

Welcome Magelang !
Sebagai pejalan kita butuh fisik yang kuat dan sehat kawan. ( sebutan ini sebenarnya terlalu berlebihan untuk saya, namun untuk mempermudah menyebut saja izinkan saya menggunakannya yak..! )  Sejak kepindahan saya dari Bojonegoro ke Surabaya, saya hanya melakukan beberapa kali jogging saja, sehingga saya merasa tubuh saya lemah dan tidak selincah pada masa masih kuliah. Disisi lain, faktor umur sangat berpengaruh terhadap kelincahan kita dalam mobilitas. Jadi olahraga dan pola makan harus tetap dijaga keseimbangannya. Untuk situasi yang sangat mendadak seperti demikian, sebagai pejalan harus memperhatikan beberapa hal. Diantaranya packing barang yang dibawa, waktu dan uang. Dalam perjalanan ini estimasi waktu saya adalah kurang dari 48 jam. tapi saya menyiapkan pakaian untuk 2 hari. Mengingat saya sama Arif sama-sama doyan jalan. Kedua estimasi waktu seperti yang saya jelaskan. Ketiga adalah uang. Untuk perjalanan yang pada akhirnya terjadi sampai 2 hari 3 malam tersebut saya sama Arif menghabiskan dana sebesar Rp 273.000;. Surabaya – Solo – Magelang – Yogyakarta – Klaten – Solo – Surabaya. Rincian anggaran ada di bawah.
 
Pada dasarnya dalam perjalanan yang diniati dengan harga yang murah meriah, harus siap dengan segala kondisi dan ini saya juga sering membaca di buku-buku travelling. Dimana kita membeli dengan harga murah jangan berharap suatu kenyamanan yang berlebih. Inilah bedanya koper dan backpaker. Sebagai backpaker kita kudu siap dengan segala kondisi. Meskipun kita harus mencari penginapan gratis atau malah kalau perlu makanan gratis juga. Itu yang sering saya dan teman-teman lakukan. Kami tidak jarang menginap di pom bensin, masjid, stasiun atau bahkan kantor polisi. Namun demikian sebagai perempuan jangan melupakan faktor keamanannya. Jika Anda berjalan sendiri tanpa ada teman terutama teman cowok, saya tidak menyarankan Anda untuk menginap di tempat-tempat umum. So, just be enjoy in your travelling event it's backpack. Good Luck! 

Rincian Pengeluaran :
Sub – Solo ( PP )Rp 84.000; 
Penginapan Gratis, 
Bensin dari Solo - Magelang Rp 20.000; 
Makan siang Gratis, 
Makan malam Rp 16.000; 
Penginapan Gratis
Camilan Rp 30.000;
Sarapan Yogya Rp 15.000 ;
Makan siang Rp 16.000;
Pemandian Umbul Cokro + parkirRp 17.000;
Makan malam Gratis
Oleh-olehRp 45.000;
Parkir motor di terminal Purabaya Rp 30.000;

2 komentar:

  1. Kalau bisa diinfokan penginapan juga ya mbak. Semisal saya gak ada penginapan gratis kyk embaknya, harus banget ya saya nginep di masjid? ߘ°ߘ°ߘ€

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya terimakasih Kak sudah mampir...
      Untuk informasi demikian akan saya usahakan infonya di tulisan yang lain ya, yang lebih tepat dengan tema tulisannya...
      Terimakasih.. :)

      Hapus