Selasa, 15 Desember 2015

Tuban

My first impression for Tuban


Lokasi pegunungan kapur yang sangat gersang. Namun begitu saya masih juga menemui beberapa hutan yang lumayan luas dan juga rindang. Penambangan kapur yang saya tidak ketahui hukum penambangannya legal atau ilegal terjadi dimana-mana. Padasan putih itu terlihat menjulang indah tapi sayangnya mulai 'kroak" karena penambangan.
Para ibu-ibu terlihat lalu lalang di sepanjang jalan, aku tengoki jam telah menunjuk pada 04.00 PM. Dengan 'pakaian dinas harian' berikut dengan caping yang melekat di kepala, saya menebak-nebak tentunya mereka baru pulang berjuang membantu perekonomian keluarga suami-suami mereka. Betapa ikhlas dan giatnya mereka melakukan itu. Melihat kelelahan di wajah dan juga "pdh" yang dikenakan saya mulai menebak lagi, mungkin mereka bekerja menjadi buruh di sektor pertanian ataupun mereka telah bekerja di pertambangan kapur tersebut. Saya rasai keduanya ada benarnya. Sebagian di sektor pertanian, sebagaian di penambangan kapur.
Beberapa kali saya lalui beberapa bangunan seperti pabrik yang mengelola kapur tersbut berdiri dengan sederhana di pinggir jalan. Sebagaian lain, banyak sekali truk-truk lalu lalang yang mengangkut kapur-kapur tersebut. Untuk jalan pedesaan di daerah sepanjang Desa. Plumpang, Kecamatan Plumpang sampai ke Ds. Cindoro Kec. Palang Tuban, tidak bisa disebut sebagai pedesaan biasa. Namun pada kenyataannya mereka tetap menjadi desa yang masih tertinggal, meski kapur menjadi salah satu kekayaan besar yang mereka miliki.
Tidak cukup demikian, saya pun telah sedikit mendapat informasi bahwa daerah tersebut juga memiliki kekayaan minyak yang belum terjamah oleh investor Luar. Dilain sisi Tuban juga memiliki pantai laut utara yang indah. Ini yang tentunya akan menjadi PR saya untuk mengeksplorasinya.
Sekilas kesan saya tentang Tuban, sayangnya baru sekali dan hanya beberapa menit saja, begitu saya hanya mengenal jalannya. Sisi lain, Maghrib mulai saya tinggalkan Tuban, dan saya tahu kenapa saya rasakan adem saat masuk ke wilayah mereka, Masjid-masjid mereka terbangun dengan sangat Indah meski rumah-rumah mereka belum demikian, dan lebih dari pada itu, jama'ahnya sangat memuaskan meski ini bukanlah Ramadhan yang biasanya menjadi euforia masjid selalu penuh dengan jama'ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar