Setelah hampir setahun
meninggalkan kota kelahiran, saya sudah mulai lupa tentang wisata air satu ini.
Namun, pada awal tahun 2015 ini saya berkesempatan untuk datang lagi kesana.
Yah, setidaknya kesempatan ini memang harus disempatkan. Dan waaah, Ngebel sudah
tidak seperti dahulu. Sekarang banyak pedagang makanan yang telah terorganisir
dengan rapi. Usut punya usut katanya ini digarap sama satu lembaga LSM yang berada di
Ponorogo. Dan fasilitatornya ternyata teman saya sendiri, Ade Bashkara yang
juga senior saya di organisasi dimana saya bernaung. ( Skip )
Perahu Bebek sebagai salah satu wahana permainan untuk wisatawan ( Photo by Arif Winata ) |
Ngebel memiliki ukuran
danau lebih besar 3 kali dari danau Sarangan (Magetan), kini memang sudah
ramai oleh pengunjung pada setiap weekendnya. Warung-warung yang berdiri di
pinggiran danau yang bawahnya langsung ada air, juga semakin ramai. FYI,
warung-warung tersebut selalu menyediakan nila bakar yang memang dibudidaya di
danau tersebut. Jadi ketika Anda kesana, jangan kaget jika akan ditemui banyak
rambak-rambak di danau. Rambak itu berfungsi sebagai budidaya ikan oleh
masyarakat.
So, apa sih menariknya danau
Ngebel ?
Dia danau dengan ukuran yang
relatif besar, masih alami dan tidak terlalu crowded. Seakan-akan tidak pernah dikelola oleh pemerintah, seperti
dibiarkan apa adanya. Namun memang sengaja dibiarkan apa adanya kealamiannya. Karena
dari sini karakter Ngebel telah didapat. Mungkin hanya perlu sedikit perhatian
infrastrukturnya, agar mempermudah wisatawan saat menghendaki pergi ke destinasi
wisata tersebut.
Dermaga danau Ngebel (Photo by Arif Winata ) |
Untuk Anda yang berasal dari
luar kota, dan ingin menikmati suasana pedesaan yang adem, ayem lan tentrem jangan khawatir, karena disana terdapat
banyak penginapan yang menawarkan berbagai harga dan fasilitas. Harga yang
ditawarkan mulai dari Rp 50.000; – Rp 180.000; Terlihat murah, namun perlu
diwaspadai penginapan-penginapan disana hanya berlaku selama 12 jam saja.
Masalah makan, jika makannya di rumah makan yang memang di setting dengan
bagus, harganya relatif mahal. Untuk dua orang dengan makanan nila bakar bisa
menghabiskan sampai Rp 60.000; an. Namun jangan khawatir disana terdapat pula
warung-warung sederhana yang menjual makanannya dengan murah. Untuk kalian para
traveler yang ber-budget terbatas, warung-warung tersebut akan menjadi suatu
pilihan yang tepat untuk kalian. Sekali makan lauk kari ayam, untuk dua porsi,
akan menghabiskan tidak lebih dari Rp 20.000;
Jika disarangan, para
wisatawan akan mendapatkan berbagai macam sayuran, maka pada bulan-bulan Desember
– Mei para wisatawan akan dimanjakan oleh durian dan berbagai macam jenis buah
lainnya. Apalagi jika sudah memasuki bulan April, dimana bulan-bulan ini
buah-buah di Ngebel seperti banjir buah, tidak heran jika harga buah-buahan
disana akan sangat murah. Jadi jangan heran jika Anda akan melihat wisatawan
yang memborong buah-buahan terutama durian dan manggis sampai jutaan rupiah.
Bukan untuk dijual, namun memang untuk mereka sendiri. Jadi, jika Anda juga
pecinta durian siapkan lembar rupiah Anda dan kendaraan Anda.
Akses menuju Ngebel, tidak
begitu mudah, namun juga tidak begitu sulit. Terdapat banyak jalan tanjakan
karena memang lokasi danau ini berada di kaki gunung wilis. Jalanan banyak yang
lubang karena kerusakan jalan. Untuk pengguna motor dari jalur Ponorogo
dihimbau untuk lebih berhati-hati karena terdapat banyak truk pengangkut pasir.
Dan untuk pengguna kendaraan roda empat, lebih baik melewati jalur Madiun (Dolopo)
karena jalanannya relatif landai. Well selamat menikmati wisata desa Anda.
Cheers !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar