Sebagai orang Indonesia saya perlu malu untuk
mengatakannya. Umur sudah dewasa, namun belum mengenal sejarah Negeri sendiri.
Jika boleh mengutip kata-kata Soekarno, “jas merah” jangan lupakan sejarah itu
patut dicamkan pada generasi Bangsa ini. Setidaknya ketika rakyat sangat
memahami sejarah Negerinya sudah pasti gelora semangat para pejuang di masa
penjajahan akan mengalir deras pada diri rakyat. Jika itu sudah terjadi, maka
akan sangat lebih mudah melakukan progress perubahan yang maksimal terhadap
bangsa yang makmur.
|
Wajah ikhlas Pak Penjaga |
Demikian pula yang terjadi pada diri saya.
Jika tidak karena berjalan-jalan dan bertemu dengan teman pejalan juga, mungkin pengetahuan saya tentang candi akan
cukup berkutat pada candi Borobudur yang statusnya telah dicabut dari salah
satu 7 keajaiban dunia. Hal ini terjadi karena banyaknya kerusakan disana.
Siapa penyebab kerusakan ? penyebabnya adalah mereka yang tidak pernah
mengetahui pentingnya menjaga sejarah dan betapa berharganya sejarah untuk
Negeri ini. Nah, dengan membaca kita akan mendapatkan pengetahuan. Dengan
pengetahuan, kita akan punya motivasi untuk berjalan lebih jauh dari pekarangan
rumah. Yang dahulunya kita hanya mengetahui candi itu hanya Borobudur di
Magelang dan Prambanan di Yogyakarta, maka saya ingin mengajak Anda semua lebih
mengerti tentang Candi Penataran yang berada di Blitar Jawa Timur.
|
Altar panjang menuju candi utama |
Candi Penataran yang sebenarnya memiliki nama
candi Palah adalah sebuah candi yang berada di Desa Penataran, Kecamatan
Nglegok Kabupaten Blitar. Candi ini merupakan candi yang terluas dan termegah
di Jawa Timur tepat berada di barat daya lereng Gunung Kelud, sebelah utara
Kota Blitar. Dalam tulisan ini saya tidak akan menjelaskan secara terperinci
tentang kandungan sejarah di dalamnya. Karena saya yakin sekali sudah banyak
penjelasan di internet tentang ini, juga jika Anda datang lanngsung ke lokasi
akan sangat mudah bagi Anda untuk mendapatkan informasi lebih detail dari
penjaganya. Karena penjaga di Candi ini sangat ramah dan sangat informative
kepada pengunjung. Disisi lain, saya berharap Anda semakin ada greget untuk
berkunjung ke tempat sejarah di Indonesia. Lantas, di tulisan ini saya akan
mendeskripsikan bagaimana dan dimana keindahan Candi Palah ini.
Begitu memasuki lokasi parkir, Anda akan
disambut dengan beberapa toko yang menjajakan panganan dan berbagai pernak
pernik khas Blitar. Dari sana sudah sangat terlihat jelas beberapa bangunan
Candi yang berdiri kokoh mulai dari yang paling kecil, sampai dengan yang
palling tinggi di belakang.
|
Salah satu foto Dwarapala |
Barisan terdepan saat memasuki pintu gerbang,
Anda akan disambut oleh dua arca Dwarapala yang biasa disebut dengan Reco
Pentung. Karena secara fisik, patung arca tersebut masing-masing membawa alat
pemukul atau pentung dalam bahasa jawanya. Kemudian selanjutnya Anda akan
disambut oleh pendopo teras. Sebuah bangunan khas candi yang berbentuk persegi
panjang seperti panggung. Dari halaman depan terdapat tangga untuk menaikinya. Konon
ceritanya, pendopo teras berfungsi sebagai tempat perkumpulan rakyat saat ada
suatu acara kerajaan. Juga digunakan sebagai tempat sesaji para penghuni
kerajaan. Setelahnya disambut oleh Bale Agung, Candi Angka Tahun, Candi Utama, Prasasti Palah dan Tempat Pemandian
untuk penghuni kerajaan.
|
Candi falah beserta prasasti di sebelahnya |
Membicarakan candi utama atau candi palah.
Adalah candi terbesar dan termegah dianatara candi-candi yang berada di lokasi
Candi Penataran tersebut. Dan biasanya pengunjung akan langsung menuju ke Candi
ini untuk ber-selfie. Karena memang
candi inilah yang paling menarik perhatian karena ukurannya yang terbesar.
Namun, menurut saya hal yang paling menarik dari bangunan-bangunan masa
kerajaan tersebut adalah relief-relief yang diukir rapi di setiap dinding
candi-candi tersebut.
|
Salah satu relief di Penataran |
Jika diperhatikan dan dipelajari lebih jauh,
dari setiap relief yang ada di candi tersebut sangat komunikatif. Dimana disana
menceritakan bagaimana kehidupan pada zaman tersebut. Ukiran-ukiran yang indah
tersebut, menurut saya adalah mahakarya yang belum tergantikan di zaman yang
serba modern ini. Jika Anda kesana dan memperhatikan di setiap inchi reliefnya,
saya yakin decakan kagum Anda tidak akan berhenti. Meskipun Anda bukan ahli
sejarah ataupun ahli candi. Ditambah lagi jika Anda membekali diri untuk
membaca buku sebelum kesana, decakan-decakan tersbut akan semakin diperkuat
dengan gelengan kepala. Luar biasa!
|
Pemandian putri di seputaran Candi Penataran |
Terakhir adalah lokasi pemandian untuk para
penghuni kerajaan yang berada di belakang candi utama. Pengunjung harus
menuruni tangga yang tidak terlalu tinggi untuk menuju kesana. Disekitarnya terdapat
pagar sederhana yang terbuat dari kayu dan bambu. Dari sini saya menilai,
inilah kelemahan kita. Karena minimnya minat masyarakat untuk bertandang ke
tempat sejarah, sehingga hal ini berpengaruh pula pada perhatian pemerintah
terhadapnya. Sehingga kemanananya pun tidak menjadi perhitungan utama. Berbeda
dengan Candi Borobudur dan Candi prambanan yang memang sudah sangat dikenal
bahkan ke manca Negara. Pagar tinggi dan bagus mengelilingi bangunan candi ini jauh melingkarinya. Sehingga lebih
terlindungi dari tangan-tangan jahil yang mencoba melakukan kecurangan. Berbeda
dengan Candi Penataran. Masyarakat pun jika ingin berbuat curang tanpa melewati
ticketing sangatlah mudah. Jadi kesimpulannya, semakin banyak yang peduli
dengan sejarah, maka akan semakin terjaga pula keindahan dan kemegahan sejarah
ini di Negeri sendiri. Dan tidak akan mudah dieksploitasi oleh Negara asing.
Jadi, masih mau menanggung malu seperti saya ? Ayo kita packing barang, dan
mulai belajar dengan berjelajah!
|
Sebagai penutup saya selipkan foto tim LIKJ Lihat Indonesia Keliling Jawa Timur dari Taft Diesel Indonesia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar