Senin, 10 Agustus 2015

Keeksotisan Candi Penataran atau Candi Palah


Sebagai orang Indonesia saya perlu malu untuk mengatakannya. Umur sudah dewasa, namun belum mengenal sejarah Negeri sendiri. Jika boleh mengutip kata-kata Soekarno, “jas merah” jangan lupakan sejarah itu patut dicamkan pada generasi Bangsa ini. Setidaknya ketika rakyat sangat memahami sejarah Negerinya sudah pasti gelora semangat para pejuang di masa penjajahan akan mengalir deras pada diri rakyat. Jika itu sudah terjadi, maka akan sangat lebih mudah melakukan progress perubahan yang maksimal terhadap bangsa yang makmur. 

Wajah ikhlas Pak Penjaga
Demikian pula yang terjadi pada diri saya. Jika tidak karena berjalan-jalan dan bertemu dengan teman pejalan juga, mungkin pengetahuan saya tentang candi akan cukup berkutat pada candi Borobudur yang statusnya telah dicabut dari salah satu 7 keajaiban dunia. Hal ini terjadi karena banyaknya kerusakan disana. Siapa penyebab kerusakan ? penyebabnya adalah mereka yang tidak pernah mengetahui pentingnya menjaga sejarah dan betapa berharganya sejarah untuk Negeri ini. Nah, dengan membaca kita akan mendapatkan pengetahuan. Dengan pengetahuan, kita akan punya motivasi untuk berjalan lebih jauh dari pekarangan rumah. Yang dahulunya kita hanya mengetahui candi itu hanya Borobudur di Magelang dan Prambanan di Yogyakarta, maka saya ingin mengajak Anda semua lebih mengerti tentang Candi Penataran yang berada di Blitar Jawa Timur.




Altar panjang menuju candi utama
Candi Penataran yang sebenarnya memiliki nama candi Palah adalah sebuah candi yang berada di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Candi ini merupakan candi yang terluas dan termegah di Jawa Timur tepat berada di barat daya lereng Gunung Kelud, sebelah utara Kota Blitar. Dalam tulisan ini saya tidak akan menjelaskan secara terperinci tentang kandungan sejarah di dalamnya. Karena saya yakin sekali sudah banyak penjelasan di internet tentang ini, juga jika Anda datang lanngsung ke lokasi akan sangat mudah bagi Anda untuk mendapatkan informasi lebih detail dari penjaganya. Karena penjaga di Candi ini sangat ramah dan sangat informative kepada pengunjung. Disisi lain, saya berharap Anda semakin ada greget untuk berkunjung ke tempat sejarah di Indonesia. Lantas, di tulisan ini saya akan mendeskripsikan bagaimana dan dimana keindahan Candi Palah ini.

Begitu memasuki lokasi parkir, Anda akan disambut dengan beberapa toko yang menjajakan panganan dan berbagai pernak pernik khas Blitar. Dari sana sudah sangat terlihat jelas beberapa bangunan Candi yang berdiri kokoh mulai dari yang paling kecil, sampai dengan yang palling tinggi di belakang.

Salah satu foto Dwarapala
Barisan terdepan saat memasuki pintu gerbang, Anda akan disambut oleh dua arca Dwarapala yang biasa disebut dengan Reco Pentung. Karena secara fisik, patung arca tersebut masing-masing membawa alat pemukul atau pentung dalam bahasa jawanya. Kemudian selanjutnya Anda akan disambut oleh pendopo teras. Sebuah bangunan khas candi yang berbentuk persegi panjang seperti panggung. Dari halaman depan terdapat tangga untuk menaikinya. Konon ceritanya, pendopo teras berfungsi sebagai tempat perkumpulan rakyat saat ada suatu acara kerajaan. Juga digunakan sebagai tempat sesaji para penghuni kerajaan. Setelahnya disambut oleh Bale Agung, Candi Angka Tahun, Candi  Utama, Prasasti Palah dan Tempat Pemandian untuk penghuni kerajaan. 
Candi falah beserta prasasti di sebelahnya
Membicarakan candi utama atau candi palah. Adalah candi terbesar dan termegah dianatara candi-candi yang berada di lokasi Candi Penataran tersebut. Dan biasanya pengunjung akan langsung menuju ke Candi ini untuk ber-selfie. Karena memang candi inilah yang paling menarik perhatian karena ukurannya yang terbesar. Namun, menurut saya hal yang paling menarik dari bangunan-bangunan masa kerajaan tersebut adalah relief-relief yang diukir rapi di setiap dinding candi-candi tersebut.

Salah satu relief di Penataran
Jika diperhatikan dan dipelajari lebih jauh, dari setiap relief yang ada di candi tersebut sangat komunikatif. Dimana disana menceritakan bagaimana kehidupan pada zaman tersebut. Ukiran-ukiran yang indah tersebut, menurut saya adalah mahakarya yang belum tergantikan di zaman yang serba modern ini. Jika Anda kesana dan memperhatikan di setiap inchi reliefnya, saya yakin decakan kagum Anda tidak akan berhenti. Meskipun Anda bukan ahli sejarah ataupun ahli candi. Ditambah lagi jika Anda membekali diri untuk membaca buku sebelum kesana, decakan-decakan tersbut akan semakin diperkuat dengan gelengan kepala. Luar biasa!
Pemandian putri di seputaran Candi Penataran
Terakhir adalah lokasi pemandian untuk para penghuni kerajaan yang berada di belakang candi utama. Pengunjung harus menuruni tangga yang tidak terlalu tinggi untuk menuju kesana. Disekitarnya terdapat pagar sederhana yang terbuat dari kayu dan bambu. Dari sini saya menilai, inilah kelemahan kita. Karena minimnya minat masyarakat untuk bertandang ke tempat sejarah, sehingga hal ini berpengaruh pula pada perhatian pemerintah terhadapnya. Sehingga kemanananya pun tidak menjadi perhitungan utama. Berbeda dengan Candi Borobudur dan Candi prambanan yang memang sudah sangat dikenal bahkan ke manca Negara. Pagar tinggi dan bagus mengelilingi bangunan candi  ini jauh melingkarinya. Sehingga lebih terlindungi dari tangan-tangan jahil yang mencoba melakukan kecurangan. Berbeda dengan Candi Penataran. Masyarakat pun jika ingin berbuat curang tanpa melewati ticketing sangatlah mudah. Jadi kesimpulannya, semakin banyak yang peduli dengan sejarah, maka akan semakin terjaga pula keindahan dan kemegahan sejarah ini di Negeri sendiri. Dan tidak akan mudah dieksploitasi oleh Negara asing. Jadi, masih mau menanggung malu seperti saya ? Ayo kita packing barang, dan mulai belajar dengan berjelajah!
Sebagai penutup saya selipkan foto tim LIKJ Lihat Indonesia Keliling Jawa Timur dari Taft Diesel Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar